Makalah Budaya Titip Absen Mahasiswa

Pendahuluan
 
        Mahasiswa bagian dari generasi muda sebuah negara yang memiliki kesempatan mengasah kemampuan di perguruan tinggi. Sebagai kalangan yang berkesempatan lebih untuk memangku pendidikan mahasiswa dituntut lebihcerdas baik secara akademis maupun secara moral dalam bersikap. Dalam berinteraksi baik dengan teman, senior dan dosen diperlukan suatu etika danmoral yang bersifat pasti dan berbeda dalam penerapannya sesuai dengan subjekyang berinteraksi dengan kita.
    Mahasiswa memiliki peran dan fungsi sebagaiagent of change, moral force, Iron stock,dan social control.Hal ini karena dilihat dari stratanya sendiri,mahasiswa adalah strata paling tinggi di tingkat akademisi. Mahasiswa merupakankaum intelektual yang harus tahu segala sesuatu dan mampu menyelesaikan permasalahan, hal inilah yang sering menjadi pandangan masyarakat saat berbicara mengenai mahasiswa. Maka dari itu ekspetasi baik keluarga, masyarakat bahkan Indonesia sangat besar kepada mahasiswa.
Universitas identik sebagai tempat kaum cendekiawan dan inteleksenantiasa dipercaya oleh publik. Universitas merupakan wadah pengembanganiptek dan menjadi tolak ukur tata perilaku dan etika. Namun kenyataan sekarangini banyak mahasiswa yang tidak lagi menjunjung tinggi nilai-nilai etika.Fenomena yang merebak dikalangan mahasiswa yaitu, budaya ketidakjujuranmahasiswa. Fakta menunjukkan bahwa, budaya ketidakjujuran kian menggejala dikalangan mahasiswa, salah satunya adalah menitip absen ketika tidak hadir dalam perkuliahan.
   Titip absen merupakan hal yang tidak baru lagi tetapi sampai sekarangseperti tidak ada upaya menghapuskan budaya ini. Bahkan fenomena ini sudahmenjadi sebuah masalah klasik dan mendarah daging (Internalized value). Titipabsen merupakan kecurangan yang kerap kali dilakukan oleh oleh pihak-pihakyang tidak bertanggung jawab. Dengan maksud tetap dianggap hadir dalam presensi walaupun tidak dating dalam perkuliahan. Perilaku seperti ini jelasmenggambarkarkan sebuah tindakan demoral di kalangan mahasiswa.
     Budaya titip absen atau biasa disebut TA telah menjamur dalam beberapainstansi pemerintahan dan di kalangan mahasiswa khususnya. Ada diantaramereka yang memang rajin hadir dalam pertemuan tertentu dan adapula mereka yang jarang hadir. Hal seperti inilah yang membuat budaya titip absen seringterjadi. Mereka yang tidak hadir akan senantiasa meminta tolong kepada yanghadir untuk TA.Jika ditilik dari ilmu sosiologi tindakan yang dilakukan mahasiswa ini disadikategorikan sebagai tindakan atau perilaku menyimpang (deviasi sosial).Perilaku menyimpang merupakan segala bentuk perilaku yang tidak sesuai dengannorma-norma sosial yang berlaku di masyarakat.
 
    Penyimpangan sosial inimerupakan kebalikan dari konformitas atau perilaku yang sesuai dan sejalandengan nilai serta norma yang berlaku di masyarakat.Titip absen yang dilakukan mahasiswa ini terjadi karena adanya sosialisasiyang tidak sempurna dan juga adanya tindakan meniru perilaku yang salah karena pengaruh dari lingkungan. Penyimpangan yang terjadi ini merupakan salah satu bentuk penyimpangan yang sufatnya negatif karena akan berdampak buruk danmerugikan dirinya sendiri maupun orang lain ke depannya.Ketidakjujuran meskipun kecil seperti ini jelas akan mengikis integritasmahasiswa hingga bukan tindak mungkin kelak mahasiswa akan beranimenggadaikan integritasnya untuk sesuatu yang lebih besar, karena hal-hal besardimulai dari kebiasaan-kebiasaan kecil yang dilakukan. Seperti halnya para pejabat yang berani melakukan korupsi, disebabkan oleh hilangnya integritas dirikarena terbiasa melakukan pelanggaran-pelanggaran kecil yang yang dianggapsepele.
         TA sendiri bisa terjadi karena berbagai faktor yang mendorong. Pertama,karena adanya suatu hal yang penting dan mendadak yang tidak bisa ditinggalkansedangkan presensi perkuliahan juga sangat penting untuk syarat mengikuti ujiannantinya. Pada akhirnya mahasiswa lebih memilih meninggalkan kuliah karenakegiatan hal yang urgent tadi hanya sesekali terjadi sementara perkuliahan lebihsering dilakukan. Jika saja mahasiswa ketinggalan materi perkuliahan, mereka bisa bertanya dan meminta bantuan kepada temannya. 
      TA sebenarnya dilakukanmahasiswa karena pihak kampus yang menerapkan peraturan pembatasan jumlahabsen mahasiswa. Jika melewati batas maka mereka tidak diizinkan mengikutiujian.Alasan selanjutnya adalah karena mereka sudah jenuh mengikuti perkuliahan lantaran dosen yang menyeramkan dan membosankan. Ada merekamenganggap materi yang disampaikan dosen tidak menambah pengetahuan yangdimiliki, sementara belajar secara otodidak lebih melihatkan hasil. Daripadamasuk kelas lebih baik belajar ke perpustakaan hasilnyapun lebih jelas. Ada juga mereka yang benar benar memiliki sifat pemalas, mereka bisa tidak kuliah hanya lantaran terlambat bangun karena semalaman bergadang ataupun alasanyang tidak masuk akal lainnya.Budaya TA yang memprihatinkan seperti ini sebenarnya akan memupuk jiwa korupsi sejak dini. 
       Orang yang meminta TA maupun yang menolonguntuk TA sama-sama patut untuk disalahkan. Orang yang meminta TA akanmenjadi koruptor krdepannya, sedangkan orang yang menolong temannya yangtidak hadir juga merupakan cikal bakal penerima suap. Hal seperti itulah yangterjadi sekarang, korupsi dan suap merupakan dua sifat tak bermoral yang tidak bisa dipisahkan. Karena alasan teman akrab, seseorang dengan mudah menerimasuap dari temannya yang korupsi.TA juga membentuk mahasiswa yang pengecut yang tidak bisa berterusterang alasan kenapa dia tidak hadir. Jika dikaitkan dengan kasus korupsi, banyakkasus korupsi yang sengaja ditutup tutupi lantaran takut dan tidak bisa berterusterang mengungkapkan. Selain itu TA adalah perbuatan yang tidak bertanggung jawab. Jika seorang mahasiswa tidak hadir maka dia harus menerima konsekuensi bahwa dia memang absen. Hal seperti ini bukannya melahirkan generasi yanglebih baik melainkan generasi penerus koruptorMenyikapi ironi yang terjadi ini maka mahasiswa perlu melakukanintrospeksi terhadap diri mereka sendiri. Selain itu perlu diadakan pendidikanintegritas maupun pendidikan karakter. Pendidikan integritas terhadap mahasiswaadalah suatu paradigma baru dan upaya sadar terencana untuk mewujudkansuasana belajar dan proses pembelajaran agar mahasiswa dapat secara efektifmengembangkan potensi dirinya, baik aspek kognisi, afeksi dan sikomotoriknyasesuai dengan nilai-nilai integritas (keutuhan moralitas). 
    Sedangkan pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan perilaku yang membantuindividu untuk hidup dan bekerja bersama sebagai keluarga, masyarakat, dan bernegara dan membantu mereka untuk membuat keputusan yang dapatdipertanggungjawabkan.Selain hal diatas, universitas juga memiliki peran vital untuk menekanketidakjujuran yang terjadi ini. Universitas harus lebih sering melakukanmonitoring terhadap mahasiswa. Hal ini bisa dilakukan dengan memerintahkandosen untuk selalu mengecek lembar presensi di setiap akhir perkuliahan danmemberi sanksi tegas terhadap pelaku pelanggaran. Dosen juga diharapkan bisamengubah cara mengajar sehingga menciptakan suasana perkuliahan yang efektifdan tidak membosankan.
 

 
 

0 Response to "Makalah Budaya Titip Absen Mahasiswa"

Post a Comment

wdcfawqafwef