PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan
suatu proses pengembangan dan pembentukan manusia melalui tuntunan dan petunjuk
yang tepat di sepanjang kehidupan, melalui berbagai upaya yang langsung dalam
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan kedua setelah keluarga merupakan pendidikan formal yang mempunyai peranan untuk mengembangkan kepribadian anak sesuai dengan kemampuan dan pengetahuannya untuk melaksanakan tugasnya kelak dalam masyarakat. Upaya ini berhasil jika guru mampu mendorongnya dan mengarahkan murid-muridnya belajar mengembangkan kreatifitas, pengetahuan dan keterampilan, termasuk guru PKn juga harus mampu membangkitkannya. Pendidikan kewarganegaraan yang dilakukan oleh guru PKn adalah ditujukan untuk menumbuhkan sikap kewarganegaraan generasi penerus bangsa. Tentunya kompetensi guru ini sangat mendukung untuk membentuk mental dan kepribadian siswa menjadi mental yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan kedua setelah keluarga merupakan pendidikan formal yang mempunyai peranan untuk mengembangkan kepribadian anak sesuai dengan kemampuan dan pengetahuannya untuk melaksanakan tugasnya kelak dalam masyarakat. Upaya ini berhasil jika guru mampu mendorongnya dan mengarahkan murid-muridnya belajar mengembangkan kreatifitas, pengetahuan dan keterampilan, termasuk guru PKn juga harus mampu membangkitkannya. Pendidikan kewarganegaraan yang dilakukan oleh guru PKn adalah ditujukan untuk menumbuhkan sikap kewarganegaraan generasi penerus bangsa. Tentunya kompetensi guru ini sangat mendukung untuk membentuk mental dan kepribadian siswa menjadi mental yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
Untuk dapat
melaksanakan tugas fungsinya sangat diperlukan guru Pkn yang mempunyai
kompetensi pendidikan yang mampu membekali anak didiknya dengan pengetahuan tentang
kewarganegaraan serta mampu membina kepribadian mereka menjadi pribadi yang
berkarakter. Menjadi guru tidak mudah, karena setiap guru dituntut untuk
memiliki kompetensi sebagai tenaga profesional. Seperti dalam dasar bidang
kemampuan yang harus dimiliki seorang guru dalam PBM. Diantaranya kompetensi
personal, kompetensi kepribadian, dan kompetensi profesional.
Oleh karena itu tidak semua orang bisa menjadi guru,
karena seorang guru dituntut dapat memenuhi persyaratan tertentu, serta
memiliki kompetensi dasar di bidangnya. Kompetensi merupakan pemilikan
pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan tertentu
(Rustyah, 1982). Kompetensi dimaknai pula sebagai pengetahuan, keterampilan,
dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir, dan
bertindak. Kompetensi dapat pula dimaksudkan sebagai kemampuan melaksanakan
tugas yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau latihan (Herry, 1998).
Menurut Finch dan Crunkilton dalam Mulyasa (2004:
38) bahwa yang dimaksud dengan kompetensi adalah penguasaan terhadap suatu
tugas, ketrampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang
keberhasilan. Hal itu menunjukkan bahwa kompetensi mencakup tugas, ketrampilan
sikap dan apresiasi yang harus dimiliki peserta didik untuk dapat melaksanakan
tugas - tugas pembelajaran sesuai dengan jenis pekerjaan tertentu.
Kompetensi menurut UU No. 13/2003 tentang
Ketenagakerjaan: pasal 1 (10), “Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap
individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang
sesuai dengan standar yang ditetapkan”.
Berkenaan dengan adanya
guru yang profesioanal yang berkompeten, maka penting sekali penanaman dalam
proses belajar. Motivasi belajar sangat diperlukan, sebab proses belajar orang
yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melaksanakan
aktivitas belajar. Dalam A.M. Sardiman (2005:75) motivasi belajar dapat
diartikan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu,
sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka,
maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu. Motivasi
akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia,
sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga
emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Demikian dalam belajar,
prestasi siswa akan lebih baik bila siswa memiliki dorongan motivasi orang tua
untuk berhasil lebih besar dalam diri siswa itu. Sebab ada kecenderungan bahwa
seseorang yang memiliki kecerdasan tinggi mungkin akan gagal berprestasi karena
kurang adanya motivasi dari orang tua. Seseorang melakukan sesuatu usaha karena
adanya motivasi. Motivasi yang lebih baik dalam belajar akan menunjukkan hasil
yang baik, dengan kata lain bahwa dengan usaha yang tekun yang didasari adanya
motivasi, akan dapat melahirkan prestasi yang baik.
Hal itu merupakan
tanda, bahwa suatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya.
Tingkah laku manusia merupakan kebutuhan penghargaan aktualisasi diri,
mengetahui, mengerti akan kebutuhan nilai-nilai yang mampu memotivasi tingkah
laku individu. Maka jelaslah bahwa salah satu masalah yang dihadapi para siswa
/ remaja selalu berusaha memecahkan masalah sehingga tidak lagi mengganggu
pribadinya. Dalam memecahkan masalah sebenarnya ada banyak cara yang dipakai
oleh siswa atau seseorang. Salah satnya dengan memberikan dorongan aktifitas
belajar (motivasi belajar). Yang dimaksud dengan motivasi belajar menurut MC.
Donal adalah perbahan tenaga atau energi di dalam usaha mencapai tujuan.
Salah satu prinsip yang
mendasari tingkah laku manusia ialah bahwa individu selal mengambil jalan
terpendek menuju suatu tujuan. Orang dewasa mungkin berpandangan bahwa di dalam
kelas para siswa harus menjadikan dirinya kepada penguasa kurikulum, akan
tetapi para siswa tidak selalu melihaat tugas sekolah melainkan juga keluarga
dan masyarakat sebagai perkembangan yang baik, misalnya kenaikan tingkat.
Penghargaan pujian dan sebagainya untuk mendorong murid agar mau belajar.
Selain dari uraian
diatas, bahwa dalam lingkungan pendidikan keluarga, sekolah maupun masyarakat
dalam mencapai pembelajaran (motivasi belajar) diperlukan suatu kemampuan
seorang guru memotivasi pembelajaran PKn, agar tujuan dilakukannya proses
pembelajaran dapat tercapai.
Berdasarkan latar
belakang di atas, maka penulis ingin melakukan penelitian tentang “Pengaruh
Kompetensi Profesional Guru PKn Terhadap Motivasi Belajar Siswa.
B.
IDENTIFIKASI
MASALAH
Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka dapat
diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut :
1.
Apakah ada pengaruh kompetensi
profesional guru PKn terhadap motivasi belajar siswa mata pelajaran PKn di SMP
Muhammadiyah 2 Kasihan, Bantul Tahun Ajaran 2012/2013.
2.
Sejauh mana pengaruh yang ditimbulkan oleh kompetensi profesional guru PKn terhadap
motivasi belajar siswa.
3.
Rendahnya kompetensi profesional guru PKn dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa.
C.
BATASAN
MASALAH
Untuk lebih fokusnya penelitian ini, maka perlu diberikan batasan
masalah sebagai berikut :
1.
Kompetensi profesional guru PKn dibatasi pada bimbingan dan asuhan terhadap
anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat menjadi warga negara
yang baik serta memiliki karakter sebagai generasi penerus bangsa.
2.
Motivasi belajar siswa dibatasi pada keseluruhan daya penggerak di dalam diri
siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar. Sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.
- RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
batasan masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Apakah ada pengaruh kompetensi
profesional guru PKn terhadap motivasi belajar siswa ?
2.
Sejauh mana pengaruh yang ditimbulkan oleh kompetensi profesional guru PKn terhadap
motivasi belajar siswa?
- TUJUAN PENELITIAN
Sebagaimana
permasalahan yang penulis kemukakan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai
melalui penelitian ini adalah :
1.
Untuk mengetahui adakah pengaruh
kompetensi profesional guru PKn terhadap motivasi belajar siswa.
2.
Sejauh mana pengaruh yang ditimbulkan oleh kompetensi profesional guru PKn terhadap
motivasi belajar siswa.
- MANFAAT PENELITIAN
Adapun
hasil dari penelitian ini diharapkan mempunyai nilai baik bersifat teoritis
maupun praktis.
1. Manfaat
Teoritis
Diharapkan
setelah melalui tahap-tahap penelitian dapat memberikan sumbangan pemikiran
dalam hal penerapan teori-teori untuk menjawab permasalahan berkaitan dengan pengaruh kompetensi profesional guru PKn terhadap
motivasi belajar siswa mata pelajaran PKn.
2. Bagi
guru
Diharapkan
setelah melalui tahap-tahap penelitian ini dapat memberikan konstribusi
pemikiran tentang pentingnya kompetensi
profesional guru PKn terhadap motivasi belajar siswa mata pelajaran PKn.
3. Bagi
orang tua
Diharapkan
setelah melalui tahap-tahap penelitian ini dapat mengetahui pentingnya kompetensi profesional guru PKn terhadap motivasi
belajar siswa mata pelajaran PKn.
4. Bagi
lembaga pendidikan
Diharapkan setelah melalui
tahap-tahap penelitian ini sebagai penambah informasi
tentang pentingnya kompetensi profesional
guru PKn terhadap motivasi belajar siswa mata pelajaran PKn.
Mau DOWNLOAD filenya Klik Disini
Mau DOWNLOAD filenya Klik Disini
0 Response to "Makalah Pengaruh Kompetensi Profesional Guru PKn Terhadap Motivasi Belajar Siswa"
Post a Comment